image komputer terdepan

Berbagai macam komputer masa depan.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 31 Oktober 2013

irit modal dengan antena wajan bolic ~mari berkarya~


Apa itu Wajan Bolic?

Wajan Bolic adalah sebuah antena yang terbuat dari bahan dasar Wajan. Wajan Bolic adalah versi keduanya dari Antena Grid, bedanya Wajan Bolic dengan Antena Grid hanya terletak pada bahan dan efisiensi harganya. Antena grid/ satelit seperti yang kita tahu, harganya sangatlah mahal, mungkin bisa 2 atau 3 juta-an Woow... Sementara Wajan Bolic hanya membutuhkan biaya kurang dari 200.000. Dengan fungsinya yang hampir sama dengan antena grid, Wajan Bolic lebih efisien. Wajan Bolic merupakan antena reciever gelombang radio dengan frekuensi 2.4Ghz. Dan hebatnya lagi, Wajan Bolic adalah karya anak Indonesia, mantap kan?

Apa Fungsi dari Si Wajan Bolic ini?1. Menembak sinyal WI-FI yang letaknya jauh (bisa menembak sampai 2 Km-9Km)
2. Memperkuat sinyal wi-fi
3. Menambah sinyal Modem (jika di gunakan untuk modem, bisa menembak HSDPA sampai HSUPA)
Nah inilah tahap yang di tunggu2..

Cara Pembuatannya?
BAHAN :
1. Wajan diameter 36 ?
(semakin besar diameternya semakin bagus)
2. PVC paralon tipis ukuran
3”
30cm
3. Doff
3”
2 buah
4. Aluminium foil
5. Baut + mur ukuran
12 dan 14
6  Bracket dan plat bentuk L bisa beli di toko bangunan
7. Modem USB WLAN
8. Kabel USB Extension 1 meter (panjang sesuai kebutuhan, bisa di beli di toko komputer)
9. Pipa besi/Bambu dengan panjang ukuran 8-10 meter

PERALATAN :
1. Penggaris
2. Pisau/ Cutter
3. Gergaji besi
4. Bor (untuk melubangi wajan dan doff)
5. Kikir (Untuk memperbesar lubang wajan setelah di-Bor untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan Baut ukuran 12 dan 14)
6, Cemilan sama teh + Lagu Noah-Separuh Aku wakakakak...


PERKIRAAN HARGA :Perkiraan harga yang dikeluarkan untuk membeli bahan WajanBolic adalah kurang dari Rp 300.000 ,-. Bandingkan jikan Anda harus membeli antenna Grid 24 db, yang bikinan local saja mencapai Rp 500.000 ,- lebih dan yang import bisa mencapai Rp 1.000.000 ,- lebih. Atau membeli antenna grid local yang harga nya Rp 200.000 ,- sedangkan yang import bisa mencapai Rp 300.000 lebih.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN :1. Siapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan.

2. Lubangi wajan tepat di tengah wajan tersebut seukuran baut ujuran 14, jika kurang besar gunakan kikir , cukup satu lubang saja.
Kemudian, ukur diameter wajan dan kedalaman wajan. Kenapa harus pake ngukur2 segala? Ini kita gunakan untuk menghitung Feedernya (permukaan pipa yang tidak di lapisi Alumunium Foil). Rumus mencari Feeder:

F= D^2/(16*d)
*Ket:
- F: Feeder
- D: Diameter Wajan
- d: Kedalaman Wajan
- ‘^’pangkat, ‘/’ pembagian, ‘*’ perkalian
Contoh : Wajan dengan D = 70 cm, d = 20 cm maka jarak titik focus dari center dish : F = D^2 /(16 *d) = 70 ^2 / (16 *20) = 15.3 cm (Bagian yang tidak diberi Alumunium Foil.
3. Potong PVC paralon sepanjang 30 cm, kemudian beri tanda untuk jarak feeder-nya ( daerah bebas aluminium foil). Untuk menentukan panjang feeder-nya gunakan rumus di atas.
4. Siapkan Doff ( tutup ) paralon 3′. Lubangi wajan sebesar baut untuk menempelkan doff ( tutup ) paralon 3′ tersebut. Kemudian pasang doff ( tutup ) paralon 3′ ke dasar wajan. hasilnya akan seperti dibawah ini :

Jika dilihat dari belakang, body wajan tersebut akan tampak kelihatan montok dengan ekornya ( baut ). Hehehehe…..

5. Pada bagian doff (tutup PVC paralon) yang akan di pasang pada ujung PVC harus di beri aluminium foil, sedangkan doff yang di pasang pada wajan tidak perlu di beri aluminium foil

6. Siapkan Modem USB WLAN anda. Tutup modem USB WLAN dengan karet/plester lakban untuk melindunginya dari hujan.

7. Masukan karet pelindung /plester dengan lakban ke modem USB WLAN, sehingga hasilnya akan menjadi seperti ini.

8. Beri lubang pada bagian paralon untuk meletakkan Modem USB WLAN, sekitar 5cmdari ujung PVC.


9. Selanjut nya, bungkus PVC paralon dengan dgn aluminium foil pada daerah selain feeder, kalo aluminium foil yang ada tanpa perekat, maka untuk merekatkannya bisa menggunakan double tape.

10. Masukkan Modem/USB WLAN pada lubang yang sudah di tandai tadi dan ujung modem USB WLAN akan tampak keluar pada jarak sekitar 5.3 cm dari ujung paralon.


11. Dan pasangkan doff tadi ke PVC paralon Kemudian, wajan yang telah di lubangi tadi dipasangkan dengan doff yang satu nya lagi, sebelumnya doff tersebut dilubangi sesuai dengan ukuran baut yang sudah di siapkan, dan kencangkan secukupnya.

12. Lalu Kemudian tinggal pasangkan PVC paralon tadi ke wajan yang sudah di pasang doff.

13. Pasang bracket antena dan plat besi L di bagian belakang wajan.


14. Antena wajan bolic / wajan holic selesai. Sambungkan kabel USB yang sudah di perpanjang dengan kabel UTP. Antena wajan bolic atau antena wajan holic siap digunakan. Akan tampak seperti dibawah ini

Siapkan tiang untuk menegakkan wajanbolic. Bambu juga dapat digunakan. Cari yang lurus dan kokoh. tegakkan pipa besi/bambu sepanjang 8 meter tanpa terhalang bangunan. Wajanbolic dipasang mendekati ujung bambu.

http://aribojes4u.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-antena-wajan-bolic-penguat.html

Rabu, 30 Oktober 2013

artikel komplit tentang resistor |banyak ilmu

METODE CEPAT MEMBACA NILAI RESISTOR

Dalam dunia elektronik, membaca nilai pada Resistor merupakan pelajaran dasar yang wajib dimiliki. Bukan hanya sekadar membaca, tapi kecepatan membaca juga mesti dikuasai. Berdasarkan pengalaman penulis, ada berbagai macam metode yang bisa dilakukan. Tapi sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu sistem penulisan nilai pada Resistor.
Ada 2 cara penulisan nilai Resistor :
  1. Sistem kode warna.
  2. Sistem  kode angka.
1. Sistem kode warna
Sistem kode warna berupa pita-pita warna yang mengelilingi badan Resistor. Kode warna Resistor ini pertama kali dikembangkan oleh perkumpulan pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association) yang didirikan pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1957, kelompok ini berganti nama menjadi Electronic Industries Alliance (EIA) dan menerbitkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279.

Sistem kode warna ada 3, yaitu :
  1. Sistem kode warna 4 pita
  2. Sistem kode warna 5 pita.
  3. Sistem kode warna 6 pita.

1.1 Sistem kode warna 4 pita.



Pita ke-1 dan Pita ke-2 adalah dua angka nilai tahanan.
Pita ke-3 adalah Per-kalian Desimal ( jumlah nol di belakang angka ke-2 )
Pita ke-4 Nilai Toleransi.


TABEL KODE WARNA RESISTOR 4 PITA

Contoh 1 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Emas, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 5,6 Ω, dengan toleransi 5%.

Contoh 3 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 56 Ω, dengan Toleransi 5%.

Contoh 4 :
Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Coklat, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 560 Ω, dengan Toleransi 5%.


1.2 Sistem kode warna 5 pita.




Pita ke-1, Pita ke-2 dan Pita ke-3 adalah tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke -5  Nilai Toleransi.


TABEL KODE WARNA 5 PITA


Contoh 1 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.

Contoh 2 :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 56,2 Ω, dengan Toleransi 1%.

Contoh 3 :
Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Merah, Pita ke-4 = Hitam, Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 562 Ω, dengan Toleransi 1%.


1.3 Sistem kode warna 6 pita. 




Pita ke-1, Pita ke-2, dan Pita ke-3 tiga angka nilai tahanan.
Pita ke-4 adalah Per-kalian Desimal (jumlah nol di belakang angka ke-3).
Pita ke-5 adalah Nilai Toleransi.
Pita ke-6  Koefisien suhu.


 TABEL KODE WARNA 5 PITA


Contoh  :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC

2.  Sistem kode angka.

Sistem kode angka digunakan pada Resistor SMD ( Surface-mount Device ), Resistor pasang permukaan yang ukurannya sangat kecil.



Untuk cara membacanya perhatikan gambar berikut :




Resistor SMD dengan toleransi standar atau toleransi yang cukup longgar ( 5% misalnya ) menggunakan kode angka 3 digit. Dua angka pertama adalah dua angka pertama nilai tahanan Resistor, sedangkan angka ketiga adalah pengali ( jumlah nol ). 
Contoh :

102  =   10 X 100 Ω  =  1.000 Ω ( 1 Kilo Ω ) atau 10 ditambah dua nol di belakangnya.
222  =   22 X 100 Ω  =  2.200 Ω ( 2,2 Kilo Ω ) atau 22 ditambah dua nol di belakangnya.
103  =   10 X 1000 Ω = 10.000 Ω ( 10 Kilo Ω ) atau 10 ditambah tiga nol di belakangnya.
223  =   22 X 1000 Ω = 22.000 Ω ( 22 Kilo Ω ) atau 22 ditambah tiga nol di belakangnya.

Untuk Resistor SMD yang nilai hambatan nya di bawah 100 Ω ditulis 820, 680, 5600 dan seterusnya.
Contoh :

100  = 10 X 1 = 10 Ω.
560  = 56 X 1 = 56 Ω.
820  = 82 X 1 = 82 Ω.

Beberapa produsen ada juga yang menulis langsung nilai hambatan Resistor SMD tanpa menggunakan kode, misalnya 10, 56, 82. katanya sih, untuk mencegah kebingungan.

Selanjutnya, untuk Resistor SMD dengan nilai hambatan di bawah 10 Ω, menggunakan R untuk  menunjukkan titik desimal nya.
Contoh :

1R5 = 1,5 Ω.
0R5 = 0,5 Ω.
0R05 = 0,05 Ω.

Resistor persisi yang mempunyai nilai toleransi ketat, menggunakan  Kode empat digit. Tiga kode pertama adalah nilai tahanan, dan kode ke empat adalah pengali atau jumlah nol.
Contoh :

2001 = 200 X 10 : 2000 Ω ( 2 Kilo Ω ).
4701 = 470 X 10 : 4700 Ω  ( 4,7 Kilo Ω ).
1200 = 120 X 1   : 120 Ω.

Adapun Resistor SMD yang di tandai dengan kode 0, 000, atau 0000 adalah Resistor dengan nilai hambatan 0 Ω. Karena tidak memiliki nilai  hambatan, maka Resistor seperti ini sering digunakan sebagai Jumper. tujuannya agar lebih mudah dipasang pada PCB dengan menggunakan mesin solder SMD.


Ok. Kita Kembali pada pokok pembahasan kita.

Untuk bisa membaca nilai tahanan Resistor dengan cepat, ada beberapa 3 hal yang mesti kita lakukan, yaitu :

  1. Menghafal urutan warna pada tabel sistem kode warna.
  2. Mengenal Ciri khas kode warna Resistor yang memiliki nilai tahanan satuan, puluhan, ribuan, dan seterusnya.
  3. Mengetahui Standar nilai Resistor yang diterbitkan oleh EIA.

MENGHAFAL URUTAN KODE WARNA RESISTOR.

Menghafal ada cara untuk melatih kemampuan ingatan buatan. Pada otak manusia ada 2 jenis ingatan, ingatan alami dan ingatan buatan. Ingatan alami adalah bakat yang sudah ada sejak kita lahir, dan digunakan kan dalam kehidupan sehari-hari secara otomatis tanpa perlu berpikir. Sedangkan ingatan buatan adalah sebuah kemampuan daya ingat yang di bangun dengan cara belajar dan dilatih dengan berbagai macam metode.
Salah satu metode yang paling efektif untuk melatih daya ingat buatan adalah Strategi Mnemonik, yaitu teknik mengingat sesuatu dengan cara menghubungkan antara bentuk/rumusan yang mudah diingat dengan data yang ingin diingat. Hal ini berdasarkan prinsip bahwa ingatan manusia akan lebih mudah mengingat informasi yang unik dan menarik, ketimbang data-data yang rumit dan asing.

Dari sekian banyak strategi Mnemonik yang ada, beberapa diantaranya dapat kita manfaatkan untuk menghafal urutan warna kode Resistor.

1. Rumus Jembatan Keledai.

Rumus Jembatan keledai umumnya berupa sebuah kata atau suku kata yang diambil dari susunan kata yang ingin di hafal, kemudian dibentuk menjadi sebuah kalimat yang unik atau menarik.
Sebenarnya kurang jelas, dari mana asal mula Istilah jembatan keledai ini. tapi kemungkinan besar berasal dari bahasa Belanda Ezelsbruggetje yang berarti titian keledai atau dari bahasa Latin pons asinorum yang artinya jembatan keledai.

Berikut adalah bentuk dari rumus Jembatan Keledai yang akan kita gunakan untuk menghafal urutan kode warna Resistor.



Rumus ini membentuk sebuah kalimat HI CO ME O KU  HI BI VI A PU, yang diambil dari singkatan nama masing-masing warna yang terdapat pada sistem kode warna Resistor.

HI = Hitam, ME = Merah, O = Oranye, KU = Kuning, HI yang kedua = Hijau, BI = Biru, VI = Violet atau Ungu, A = Abu-abu, dan PU = Putih.

Cara menggunakan rumus ini cukup mudah, kita hanya perlu menghafal kalimatnya, serta  membayangkan arti dan angka yang ada di bawah setiap kata, dalam kalimat tersebut.


2. Menggunakan Gambar angka berwarna.

Dengan cara ini, kita akan melatih ingatan kita untuk menghafal urutan kode warna menggunakan gambar angka berwarna, seperti  di bawah ini :

Cara menggunakan metode ini adalah, menyebutkan warna angka yang ada dalam kotak. Satu persatu secara berulang-ulang. Sekali lagi, yang disebutkan warna angkanya, bukan angkanya.

3. Menggunakan Rumus Pengelompokan warna. 

Metode ini terbilang cukup rumit, karena kita akan mempelajari pengelompokan warna terlebih dahulu, kemudian menghubungkannya dengan urutan warna kode resistor.

Pengelompokan warna pertama kali dikemukakan pada tahun 1831, namanya Teori Brewster. Teori ini menyederhanakan warna yang ada di alam dengan membaginya menjadi 4 kelompok besar, yaitu :
  1. Warna Primer. Warna dasar yang bukan merupakan hasil pencampuran dari warna-warna lain, yaitu : Warna Merah, Kuning, dan Biru. 
  2. Warna Sekunder. Hasil pencampuran dari  2 warna Primer. Ada berapa macam warna sekunder, dan yang ada hubungannya dengan kode warna Resistor ada 3 warna yaitu : Oranye ( Hasil pencampuran dari warna Kuning dengan Merah ), Hijau ( Hasil pencampuran dari warna Kuning dengan Biru ) , dan Ungu ( Hasil pencampuran dari warna Merah dengan Biru ). 
  3. Warna Tersier. Hasil pencampuran salah satu warna Primer dengan salah satu warna Sekunder atau pencampuran dari tiga warna Primer. Warna dari kelompok ini juga bayak, tapi yang termasuk dalam sistem kode warna Resistor hanya ada satu, yaitu warna Coklat ( pencampuran dari warna Merah, Kuning, dan Biru ).
  4. Warna Netral. Warna penyeimbang, yaitu warna Hitam dan Putih dan hasil pencampuran dari keduanya. Warna Netral sering juga disebut Warna yang tidak berwarna.
Dan satu lagi kelompok warna  yang akan kita gunakan dalam rumus ini, tapi tidak termasuk dalam teori Brewster, yaitu kelompok warna metalik. Kelompok warna metalik terdiri dari Warna Emas, Perak dan  hasil pencampuran 2 warna tersebut dengan warna-warna dari kelompok lainnya.

Jadi berdasarkan kelompok-kelompok warna di atas, dalam rumus ini, kita akan membagi kode warna Resistor menjadi 5 Grup. Seperti berikut ini :

Grup 1 dari kelompok warna primer, yaitu : Warna Merah, Kuning, dan Biru.
Grup 2 dari kelompok warna sekunder, yaitu : Warna Oranye, Hijau, dan Ungu.
Grup 3 dari kelompok warna Tersier, yaitu : warna Coklat.
Grup 4 dari kelompok warna, Netral yaitu : Warna Hitam, putih, dan Abu-abu.
Grup 5 dari kelompok warna Metalik, yaitu : Warna Emas dan Perak.

Dengan pembagian Grup seperti ini, kita bisa lebih mudah menghafal kode warna Resistor. Karena setiap grup mempunyai ciri khas.

Grup1 terdiri dari kode warna resistor yang memiliki angka Genap, kecuali angka 8.
Grup2 terdiri dari kode warna resistor yang memiliki angka Ganjil, kecuali angka 9.
Grup3 kode warna resistor yang memiliki angka tunggal, yaitu Coklat ( angka 1 ).
Grup4 terdiri dari kode warna Resistor urutan awal ( warna Hitam ) dan 2 kode warna Resistor urutan terakhir ( warna Abu-abu dan Putih ).
Grup5 hanya untuk kode warna toleransi resistor, dan kode warna per kalian desimal yang memiliki angka di bawah nol ( nol koma dan nol koma nol ).

Cara menghafal urutan warna dari masing-masing Grup :

Grup 1. Membayangkan sebuah jarum yang dibakar di atas api lilin. Warna Merah adalah warna ujung jarum yang membara, warna Kuning adalah warna api lilin bagian atas, dan warna Biru warna api lilin bagian bawah. Jadi urutan warnanya dimulai dari atas ke bawah.

Grup 2. Membayangkan sedang mencampur warna-warna yang ada pada Grup1 secara berurutan. Urutan pertama, hasil dari pencampuran warna urutan pertama dan kedua warna Grup1. Urutan kedua, hasil dari pencampuran warna urutan kedua dan ketiga warna Grup1.  warna ketiga, hasil dari pencampuran warna ketiga dan pertama warna grup1.
Rumus nya, 1 Grup2 = 1 + 2 Grup1,  2 Grup2 = 2 + 3 Grup 1,  3 Grup2 = 3 + 1 Grup1.

Grup 3. Tidak perlu membayangkan apa-apa, karena hanya ada satu warna. Yang perlu di ingat adalah Grup ini memiliki jumlah anggota sama dengan angka kode warnanya, yaitu 1.

Grup 4. Mengingat pepatah yang mengatakan  Habis Gelap Terbitlah Terang. Maka urutannya dimulai dari warna yang paling gelap, ke warna yang paling terang.

Grup 5. Membayangkan perbandingan harga benda yang memiliki warna yang sama dengan anggota Grup ini. Urutannya dimulai dari harga yang ter tinggi.

CIRI KHAS KODE WARNA RESISTOR DENGAN NILAI TAHANAN TERTENTU.

Ciri khas kode warna Per kalian desimal atau jumlah nol.

Untuk Resistor dengan kode warna 4 Pita, ciri khasnya ada pada Pita ke tiga.
  • Warna Emas untuk resistor dengan nilai tahanan Satuan Ω ( Nilai 1 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Ω ).
  • Warna Hitam untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ω  ( Nilai 10 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Ω ).
  • Warna Coklat untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ω ( Nilai 100 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1000 Ω ).
  • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Ribuan Ω / Kilo Ω ( Nilai 1 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Kilo Ω ).
  • Warna Oranye untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ribu Ω / Puluhan Kilo Ω ( Nilai 10 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Kilo Ω ).
  • Warna Kuning untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ribu Ω / Ratusan Kilo Ω ( Nilai 100 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Mega Ω ).
  • Warna Hijau untuk resistor dengan nilai tahanan Jutaan Ω / Mega Ω ( Nilai 1 Mega Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Mega Ω ).
  •  Warna Biru untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Juta Ω / Puluhan Mega Ω.
Untuk Resistor  dengan kode warna 5 dan 6 Pita, ciri khasnya ada pada Pita ke empat.
  • Warna Perak untuk resistor dengan nilai tahanan Satuan Ω ( Nilai 1 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Ω ).
  • Warna Emas untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ω ( Nilai10 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Ω ).
  • Warna Hitam untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ω ( Nilai 100 Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Kilo Ω ).
  • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Ribuan Ω / Kilo Ω ( Nilai1 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 10 Kilo Ω ).
  • Warna Merah untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Ribu Ω / Puluhan Kilo Ω ( Nilai 10 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 100 Kilo Ω ).
  • Warna Oranye untuk resistor dengan nilai tahanan Ratusan Ribu Ω / Ratusan Kilo Ω ( Nilai 100 Kilo Ω sampai dengan nilai yang mendekati 1 Mega Ω ).
  • Warna Kuning untuk resistor dengan nilai tahanan Jutaan Ω / Mega Ω ( Nilai 1 Mega Ω sampai nilai yang mendekati 10 mega Ω ).
  • Warna Hijau untuk resistor dengan nilai tahanan Puluhan Juta Ω / Puluhan Mega Ω.

Untuk resistor dengan nilai tahanan di bawah 1 Ω ( Nol Koma dan Nol Koma Nol )

Resistor dengan kode warna 4 Pita.
  • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma, ciri khasnya ada  pita ke tiga yang selalu berwarna Perak.
  • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma Nol, ciri khasnya ada pada pita pertama dan pita ke tiga. pita pertama selalu berwarna hitam dan pita ke tiga selalu berwarna Perak.
Resistor dengan kode warna 5 dan 6 Pita.
  • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma, ciri khasnya ada pada pita pertama dan pita ke empat. Pita pertama selalu berwarna hitam dan pita ke empat selalu berwarna perak.
  • Resistor dengan nilai tahanan Nol Koma Nol, ciri khasnya ada pada pita pertama, kedua dan ke empat. Pita pertama selalu berwarna Hitam, pita kedua juga selalu berwarna Hitam dan pita ke empat selalu berwarna Perak.

NILAI STANDAR RESISTOR.

Nilai standar resistor diterbitkan oleh EIA ( Electronic Industries Alliance ), nilai standar ini ditentukan berdasarkan nilai toleransi. Ada banyak sekali nilai standar yang di terbitkan oleh EIA tersebut, namun kita batasi pembahasan kita dengan nilai standar yang umum beredar di pasaran, khususnya pasar Indonesia.

EIA STANDAR E12.

E12 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor-resistor yang memiliki nilai toleransi 10 %.

Tabel  Resistor Standar E12

Nol Koma Ω Satuan Ω Puluhan Ω Ratusan Ω
0,1 1 10 100
0,12 1,2 12 120
0,15 1,5 15 150
0,18 1,8 18 180
0,22 2,2 22 220
0,27 2,7 27 270
0,33 3,3 33 330
0,39 3,9 39 390
0,47 4,7 47 470
0,56 5,6 56 560
0,68 6,8 68 680
0,82 8,2 82 820

Satuan Kilo Ω
( Ribuan Ω )
Puluhan Kilo Ω
( Puluhan Ribu Ω )
Ratusan Kilo Ω
( Ratusan Ribu Ω )
Satuan Mega Ω
( Jutaan Ω )
1 10 100 1
1,2 12 120 1,2
1,5 15 150 1,5
1,8 18 180 1,8
2,2 22 220 2,2
2,7 27 270 2,7
3,3 33 330 3,3
3,9 39 390 3,9
4,7 47 470 4,7
5,6 56 560 5,6
6,8 68 680 6,8
8,2 82 820 8,2


EIA STANDAR E24

E24 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor yang memiliki nilai toleransi 5 %.

Tabel  Resistor Standar E24
Nol Koma Ω Satuan Ω Puluhan Ω Ratusan Ω
0,1 1 10 100
0.11 1,1 11 110
0,12 1,2 12 120
0,13 1,3 13 130
0,15 1,5 15 150
0,16 1,6 16 160
0,18 1,8 18 180
0,20 2 20 200
0,22 2,2 22 220
0,24 2,4 24 240
0,27 2,7 27 270
0,30 3 30 300
0,33 3,3 33 330
0,36 3,6 36 360
0,39 3,9 39 390
0,43 4,3 43 430
0,47 4,7 47 470
0,51 5,1 51 510
0,56 5,6 56 560
0,62 6,2 62 620
0,68 6,8 68 680
0,75 7,5 75 750
0,82 8,2 82 820
0,91 9,1 91 910

Satuan Kilo Ω
( Ribuan Ω )
Puluhan Kilo Ω
( Puluhan Kilo Ω )
Ratusan Kilo Ω
( Ratusan Ribu Ω )
Mega Ω
( Jutaan Ω )
1 10 100 1
1,1 11 110 1,1
1,2 12 120 1,2
1,3 13 130 1,3
1,5 15 150 1,5
1,6 16 160 1,6
1,8 18 180 1,8
2 20 200 2,0
2,2 22 220 2,2
2,4 24 240 2,4
2,7 27 270 2,7
3 30 300 3,0
3,3 33 330 3,3
3,6 36 360 3,6
3,9 39 390 3,9
4,3 43 430 4,3
4,7 47 470 4,7
5,1 51 510 5,1
5,6 56 560 5,6
6,2 62 620 6,2
6,8 68 680 6,8
7,5 75 750 7,5
8,2 82 820 8,2
0,91 9,1 910 9,1

EIA STANDAR E96

E96 adalah standar nilai tahanan untuk Resistor-resistor yang memiliki nilai toleransi 1 %.

Tabel Resistor Standar E96

Nol Koma  Ω Satuan Ω Puluhan Ω Ratusan Ω
0,1  1 10 100
0,102 1,02 10.2 102
0,105 1,05 10,5 105
0,107 1,07 10,7 107
0,11 1,1 11  110
0,113 1,13 11,3 113
0,115 1,15 11,5 115
0,118 1,18 11,8 118
0,121 1,21 12,1 121
0,124 1,24 12,4 124
0,127 1,27 12,7 127
0,13 1,3 13  130
0,133 1,33 13,3 133
0,137 1,37 13,7 137
0,14 1,4 14 140
0,143 1,43 14,3 143
0,147 1,47 14,7 147
0,15 1,5 15  150
0,154 1,54 15,4 154
0,158 1,58 15,8 158
0,162 1,62 16,2 162
0,165 1,65 16,5 165
0,169 1,69 16,9 169
0,174 1,74 17,4 174
0,178 1,78 17,8 178
0,182 1,82 18,2 182
0,187 1,87 18,7 187
0,191 1,91 19,1 191
0,196 1,96 19,6 196
0,2 2 20  200
0,205 2,05 20,5 205
0,210 2,1 21 210
0,215 2,15 21,5 215
0,221 2,21 22,1 221
0,226 2,26 22,6 226
0,232 2,32 23,2 232
0,237 2,37 23,7 237
0,243 2,43 24,3 243
0,249 2,49 24,9 249
0,255 2,55 25,5 255
0,261 2,61 26,1 261
0,267 2,67 26,7 267
0,274 2,74 27,4 274
0,280 2,8 28 280
0,287 2,87 28,7 287
0,294 2,94 29,4 294
0,301 3,01 30,1 301
0,309 3,09 30,9 309
0,316 3,16 31,6 316
0,324 3,24 32,4 324
0,332 3,32 33,2 332
0,34 3,4 34 340
0,348 3,48 34,8 348
0,357 3,57 35,7 357
0,365 3,65 36,5 365
0,374 3,74 37,4 374
0,383 3,83 38,3 383
0,392 3,92 39,2 392
0,402 4,02 40,2 402
0,412 4,12 41,2 412
0,422 4,22 42,2 422
0,432 4,32 43,2 432
0,442 4,42 44,2 442
0,453 4,53 45,3 453
0,464 4,64 46,4 464
0,475 4,75 47,5 475
0,487 4,87 48,7 487
0,499 4,99 49,9 499
0,511 5,11 51,1 511
0,523 5,23 52,3 523
0,536 5,36 53,6 536
0,549 5,49 54,9 549
0,562 5,62 56,2 562
0,576 5,76 57,6 576
0,590 5,9 59 590
0,604 6,04 60,4 604
0,619 6,19 61,9 619
0,634 6,34 63,4 634
0,649 6,49 64,9 649
0,665 6,65 66,5 665
0,681 6,81 68,1 681
0,698 6,98 69,8 698
0,715 7,15 71,5 715
0,732 7,32 73,2 732
0,75 7,5 75 750
0,768 7,68 76,8 768
0,787 7,87 78,7 787
0,806 8,06 80,6 806
0,825 8,25 82,5 825
0,845 8,45 84,5 845
0,866 8,66 86,6 866
0,887 887 88,7 887
0,909 9,09 90,9 909
0,931 9,31 93,1 931
0,953 9,53 95,3 953
0,976 9,76 97,6 976

Satuan Kilo Ω
( Ribuan Ω )
Puluhan Kilo Ω
( Puluhan Ribu Ω )
Ratusan Kilo Ω
( Ratusan Ribu Ω )
Mega Ω
( Jutaan Ω )
1 10. 100 1.00
1.02 10.2 102 1.02
1.05 10.5 105 1.05
1.07 10.7 107 1.07
1.1 11 110 1.10
1.13 11.3 113 1.13
1.15 11.5 115 1.15
1.18 11.8 118 1.18
1.21 12.1 121 1.21
1.24 12.4 124 1.24
1.27 12.7 127 1.27
1.3 13 130 1.30
1.33 13.3 133 1.33
1.37 13.7 137 1.37
1.4 14 140 1.40
1.43 14.3 143 1.43
1.47 14.7 147 1.47
1.50 15 150 1.50
1.54 15.4 154 1.54
1.58 15.8 158 1.58
1.62 16.2 162 1.62
1.65 16.5 165 1.65
1.69 16.9 169 1.69
1.74 17.4 174 1.74
1.78 17.8 178 1.78
1.82 18.2 182 1.82
1.87 18.7 187 1.87
1.91 19.1 191 1.91
1.96 19.6 196 1.96
2 20 200 2.00
2.05 20.5 205 2.05
2.1 21 210 2.10
2.15 21.5 215 2.15
2.21 22.1 221 2.21
2.26 22.6 226 2.26
2.32 23.2 232 2.32
2.37 23.7 237 2.37
2.43 24.3 243 2.43
2.49 24.9 249 2.49
2.55 25.5 255 2.55
2.61 26.1 261 2.61
2.67 26.7 267 2.67
2.74 27.4 274 2.74
2.80 28 280 2.80
2.87 28.7 287 2.87
2.94 29.4 294 2.94
3.01 30.1 301 3.01
3.09 30.9 309 3.09
3.16 31.6 316 3.16
3.24 32.4 324 3.24
3.32 33.2 332 3.32
3.4 34 340 3.40
3.48 34.8 348 3.48
3.57 35.7 357 3.57
3.65 36.5 365 3.65
3.74 37.4 374 3.74
3.83 38.3 383 3.83
3.92 39.2 392 3.92
4.02 40.2 402 4.02
4.12 41.2 412 4.12
4.22 42.2 422 4.22
4.32 43.2 432 4.32
4.42 44.2 442 4.42
4.53 45.3 453 4.53
4.64 46.4 464 4.64
4.75 47.5 475 4.75
4.87 48.7 487 4.87
4.99 49.9 499 4.99
5.11 51.1 511 5.11
5.23 52.3 523 5.23
5.36 53.6 536 5.36
5.49 54.9 549 5.49
5.62 56.2 562 5.62
5.76 57.6 576 5.76
5.9 59 590 5.90
6.04 60.4 604 6.04
6.19 61.9 619 6.19
6.34 63.4 634 6.34
6.49 64.9 649 6.49
6.65 66.5 665 6.65
6.81 68.1 681 6.81
6.98 69.8 698 6.98
7.15 71.5 715 7.15
7.32 73.2 732 7.32
7.5 75 750 7.50
7.68 76.8 768 7.68
7.87 78.7 787 7.87
8.06 80.6 806 8.06
8.25 82.5 825 8.25
8.45 84.5 845 8.45
8.66 86.6 866 8.66
8.87 88.7 887 8.87
9.09 90.9 909 9.09
9.31 93.1 931 9.31
9.53 95.3 953 9.53
9.76 97.6 976 9.76


Umumnya, tidak semua nilai Resistor yang ada pada Tabel standar E24 beredar di pasar indonesia, hanya 50 persen nya saja. Pasar Indonesia mengikuti Standar E12 untuk memasarkan resistor-resistor standar E24. Bahkan, ada beberapa toko elektronik di Indonesia yang menjual resistor standar E96 dengan mengikuti nilai resistor yang ada pada tabel standar E12.
 
 
http://mrhbelectronicservice.blogspot.com/2013/04/metode-cepat-membaca-nilai-resistor.html